Senin, 09 Mei 2011

geohistori indonesia pada masa plestosen atau prasejarah


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Masa praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Masa praaksara sering disebut sebagai masa prasejarah. Kehidupan manusia pada masa praaksara disebut sebagai kehidupan manusia purba. Pada bahasan ini penulis secara umum membahas mengenai aspek geohistori masa plestosen atau awal masa prasejarah. Mengingat masa yang sangat panjang konstruksi bumi dikawasan nusantara mengalami beberapa perubahan yang jelas mempengaruhi pola kehidupan manusia pada masa prasejarah indonesia. Perubahan itu, yang disebabkan oleh hal-hal berikut.
1) Orogenesis atau gerakan pengangkatan kulit bumi.
2) Erosi atau proses pengikisan lapisan kulit bumi yang disebabkan oleh angin, air hujan, dan aliran air sungai
3) Vulkanisme atau kegiatan gunung berapi
Masa ini merupakan masa yang paling panjang dalam pembabakan prasejarah, keadaan alamnya masih sangat labil baik dilihat dari kondisi muka bumi maupun dilihat dari keadaan iklimnya. Keadaan alam pada kala pleistosen-awal prasejarah berlatar belakang peristiwa seperti :
1. Proses glasiasi
Berakibat pendangkalan air laut sehingga menjadi daratan dan menjadi jembatan perpindahan hewan untuk bermigrasi karena perubahan musim.
2. Proses interglasiasi / post glasiasi (pencairan kembali air laut)
Berakibat naiknya permukaan air laut daerah tropis menjadi lembab, penyempitan wilayah jelajah fauna sehingga terjadi pengkerdilan fauna tertentu
3. Proses pembentukan daratan karena tenaga endogen dan eksogen
4. Aktifitas vulkanisme
Berakibat terbentuknya daratan-darataan baru dan dapat merubah keadaan alam sebelumnya.





B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang diangkat diatas, dalam kegiatan ini penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :

1.      Bagaimanakah kondisi alam Indonesia pada jaman Pleistosen?
2.      Jenis manusia apa yang hidup di Indonesia pada masa Pleistosen atau awal masa prasjarah ?
3.      Bagaimana gambaran kehidupan manusia prasejarah pada masa itu ?
4.      Bagaiman kehidupan spiritual serta kepercayaan pada masa prasejarah ?

C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pelaksanaan penulisan ini terkait dengan rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:
                                                   
1.         Menjelaskan tentang kondisi alam indonesia pada  Jaman Plestosen.
2.         Menjelaskan tentang jenis manusia apa saja yang hidup di Indonesia pada masa Plestosen atau awal masa prasejrah.
3.         Mengetahui bagaimana gambaran kehidupan manusia prasejarah pada masa itu.
4.         Untuk menambah refrensi tentang geohistori indonesia pada masa plestosen atau awal masa prasejarah.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Kondisi alam Indonesia pada Jaman Plestosen-Helosen (awal masa prasejarah).
          Untuk mengetahui keadaan kondisi alam tempat manusia berada sampai saat ini sebaiknya kita mengikuti pembagian geologi mengenai sejarah bumi. Geologi membagi sejarah dunia ini atas empat masa yaitu : Arkaikum, Palaezoikum (primair), Mesozoikum (scundair), dan Nezoikum (kainozoikum). Arkaikum merupakan jaman tertua waktu dunia masih panas dan belum ada kehidupan apapun di atasnya, umurnya kurang lebih 2500 juta tahun. Kemudian masa Palazoikum umurnya diperkirakan 340 juta tahun, mulai ada tanda-tanda kehidupan berupa binatang-binatang kecil. Setelah itu masa mesozoikum yang umurnya kurang lebih 140 juta tahun. Karena pada masa mesozoikum ini keadaan bumi sudah mulai lebih nyaman maka kehidupan makin berkembang, tetapi pada masa ini manusia belum hidup karena dianggap belum dapat menopang kehidupan manusia. Masa Nezoikum yaitu zaman hidup baru yang berlangsung kurang lebih 60 juta tahun yang lalu sampai kini, dan terbagi menjadi 2  jaman yaitu tertier (ketiga) dan quarter (keempat). Jaman tertier berlangsung kira-kira 65 juta – 3 juta tahun yang lalu. Pada jaman ini binatang-binatang menyusui berkembang dengan sepenuhnya, sedangkanbangsa reptil raksasa lambat laun lenyap. Sedangkan Jaman quarter berlangsung kira-kira 3 juta tahun yang lalu sampai kini. Jaman ini adalah jaman yang terpenting bagi kita, karena pada waktu itu mulailah ada manusia.
Jaman quarter dibagi menjadi 2 yaitu :
1.    Jaman Diluvium (Pleistosen).
     Pada masa plestosen berlangsung sekitar kurang lebih 600,000 thun yang lalu, suhu di bumi menurun dan gletser yang biasanya hanya terdapat di daerah-daerah kutub serta puncak gunung dan pegunungan tinggi meluas, sehingga daerah yang berdekatan dengan tempat-tempat tersebut dan tempat-tempat lain tertutup oleh lapisan es, misalnya di daerah Amerika Utara, Eropa dan Asia Utara serta pegunungan tinggi lainnya. Kejadian ini disebabkan karena ukuran panas di dunia tidak tetap, ada kalanya naik banyak dan turun mendadak. Jika ukuran panas itu turun banyak, maka es itu mencapai luas yang sebesar-besarnya. Dan mengakibatkan turunnya permukaan air laut sehingga laut yang dangkal berubah menjadi daratan-daratan baru (jaman glasial). Ketika air laut sudah naik sehingga kepulauan Indonesia yang semula merupakan satu daratan dengan benua Asia telah terpisah. Hal ini disebabkan karena lapisan dibagian utara bumi mencair. Dangkalan Sunda (Sunda Plat) atau dikenal denganyang terletak di Indonesia bagian barat terbentuk pada masa ini. Dengan demikian pulau Sumatra tidak hanya terpisah dari daratan Asia tetapi juga terpisah dengan pulau Jawa dan Kalimantan. Sedangkan dangkalan Sahul (Sahul Plat) yang terletak di sebelah timur yang menghubungkan kepulauan Indonesia dengan benua Australia telah terbentuk pula tetapi masih labil. Kedua dangkalan tersebut dipisahkan oleh garis Wallace (antara selat lombok sampai selat makasar).
Peta pembagian wilayah indonesia, paparan sunda dan paparan sahul.
5

 Tidak selamanya kala pleistisen keadaan alamnya kasar. Pada masa berikutnya, terutama pada pleistosen akhir keadaan sudah lebih baik.
Pembagian periodisasi menurut J.A. Brown di bagi empat yaitu :
1)        Jaman manusia purba kala plestoisen Awal (3juta-1juta tahun SM)
2)        Jaman manusia purba kala plestoisen Tengah (1juta-200 ribu tahun SM)
3)        Jaman manusia purba kala plestoisen Akhir (200ribu-10ribu tahun SM)
4)        Jaman manusia purba kala Helosen (10ribu- 0 masehi)
Untuk mengetahui keadaan bumi kita bisa lihat dengan contoh formulasi atau lapisan tanah di Jawa pada kala Pliosen dan Plestosen
Ø  Kala plestosen atas :
Formasi Notopuro murepakan breksi andesit, konglomerat yang merupakan endapan lahar, faunanya (Cervusjavanicus/rusa, Bubaluspaleakarabau/kerbaupurba), manusianya (homo wajakensis, pithecanthropus soloensis, , pithecanthropus erectus).
Ø  Kala plestosen tengah :
Formasi Kabuh merupakan endapan gunung api seperti tufa, batu pasir, konglomerat, faunaya (elephas/gajah,muntiacus mutjac/kijang), manusianya sama seperti kala pestosen awal.
Ø  Kala plestosen bawah :
Formasi Pucangan merupakan fasies lempung laut, fasies vulkanik tufaan sampai pasiran,faunaya (stegodon/gajah, hipopotamus/kudanil, epimachairodus/harimau, rhinoceros/badak), manusianya pithecanthropus modjokertensis, meganthropus paleojavanicus.
Ø  Kala pliosen:
Formasi Kalibeng

2.    Jaman Alluvium (Helosen)
Masa setelah pleistosen adalah masa holosen yang berlangsung ±10.000 th yang lalu sampai dengan sekarang, pada jaman ini keadaan alam menjadi semakin baik. Bentuk kepulauan Indonesia mencapai bentuk yang mendekati keadaan sekarang, perpisahan benua Asia dan benua Australia pun menjadi makin sempurna. Pada jaman ini manusia sudah sebangsa, sejenis dengan kita, yaitu yang dinamakan “Homo Sapiens”atau manusia cerdas. Pada perpisahan dua benua tersebut dimana Indonesia yang terletak diantaranya mempengaruhi iklimnya pula. Karena iklim di Indonesia mempengaruhi persebaran penduduk didaerah ini. Kebudayyann pada masa ini juga berkembang dengan baik dan lebih maju.


B.   Manusia yang hidup pada kala pleistosen

Menurut hasil penelitian ahli purbakala, diperkirakan manusia muncul sekitar 3 juta tahun yang lalu bersamaan terjadinya proses glasisasi atau pengesan daratan di bumi, yang disebut kala plestosen. Pada masa itu terjadi penurunan suhu di bumi sehngga sebahagian besar daratan di kawasan Amerika, dan Asia Eropa ,dan Asia tertutup lapisan es. Dengan kondisi alam yang demikian menjinakkan hewan/berburu hewan dan bercocok tanam serta dengan membuat alat-alat sederhana untuk memban Adapun berdasarkan hasil penelitian pakar antropologi dn pakar sejarah, manusia praaskara antara lain.
a. Pithecanthropus Mojokertoensis, merupakan fosil manusia praaskara yang ditemukan oleh duyfjes dan koeningswald, di perning, mojokerto, tahun 1936. Fosil tersebut berupa tengkorak anak usia 6 tahun. Berdasarkan penelitian, fosil tersebut telah berumur 1, 9 juta tahun. Hasil penemuan tersebut diteliti ulang oleh De Tera dan Movius pada tahun 1938 dan memutuskan bahwa fosil tersebut merupakan fosil manusia praaksara yang tertua.
b. Meganthropus Paleojavanicus, meupakan hasil penelitian Von Koenigswald pada tahun 1941, di daerah Sangiran, Surakarta. Fosil tersebut menunjukkan kerangka tubuh manusia praaksara nerbadan besar tetpi tidak seberap tinggi (megan berarti besar). Meganthropus Paleojavanicus hidup sezaman dengan Pithecanthropus Mojokertoensis anmu tingkat kehidupannya lebih rendah (lebih primitif).
c. Pithecantropus Erectus, fosil manusia purba yg ditemukan oleh Eugen Dubois, pada tahun 1890 di desa trinil Ngawi Jawa TImur. Fosil tersebut berbentuk kerangka manusia yang menyerupai kera maka disebut Pithecantropus Erectus yang berarti manusia kera berjalan tegak dibandingkan dengan Pithecantropus Mojokertoensis, bentuk tubuh Pithecantropus Erectus lebih maju.
d. Homo Soloensis merupakan jenis fosil manusi praaksara yang ditemukan di lembah sungai Bengawan Solo, oleh Ter Haar dan Ir Oppenoorth pada tahun 1931 – 1934 di desa Ngandong kabupaten Blora . Setelah diteliti ileh von koenigswald, fosil tersebut tingkatannya lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus . mahkluk itu disebut Homo Soloensis, yang berarti manusia dari Solo.
e. Homo Wajakensis atau Homo Sapiens, merupakan jenis fosil manusia praaksara yg ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889, di desa Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur. Homo Wajakensis berarti manusia dari Wajak yang tingkatannya lebih tinggi dari Pithecantropus Erectus. Dari antara fosil-fosil lainnya. Homo Wajakensis merupakan yang termaju dan yang terakhtu kegiatan hidupnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdwHN6XB876edhv7G-ZAKwEgo5imPxhshnKD44mm0zFQP2x86HTkWuNOnzjw5iQFQRRriZG_S55LP3LBOUouS1jjKC5T43vc0zdnzThM0Nm_zjylvARogJ41eFaiw9mO4i0mYfUC5aZ39G/s320/6.jpg

Adapun hal-hal yang membedakan Pithecantropus Erectus dengan Homo Sapiens adalah sebagai berikut.
Pithecantropus memiliki cirri-ciri sebagai berikut.
a. Bentuk fisik dan wajahnya berbeda dengan manusia sekarang, termasuk tingkat kecerdasannya berbeda jauh.
b. Tingkat kehidupannya masih primitif, mata pencaharian utamanya adalah berburu dan meramu (memetik buah-buahan di hutan).
c. Hidup dalam kelompok-kelompok kecil dan selalu berpindah-pindah
Manusia yang termasuk Pithecanthropus Erectus adalah Pithecantropus Mojokertensis dan Meganthropus Paleojavanicus.
Sedangkan cirri-ciri Homo Sapiens adalah sebagai berikut.
a. Bentuk fisik dan wajahnya mirip manusia sekarang. Tingkat kecerdasannya lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus.
b. Tingkat kehidupannya lbih maju dari Pithecantropus Erectus, dan telah mengenal perladangan dengan sistem lading berpindah.
c. Hidupnya telah menetap dalam waktu agak lama sekitar 2 atau 3 masa panen baru berpindah.
d. Memiliki pralatan terbuat dari batu yang diasah halus, berbentuk beliung persegi, dan alat pemukul kulit kayu.
e. Hidup disekitar 40.000 tahun yang lalu.
Manusia praaksara yang termasuk Homo Sapiens adalah Homo Soloensis dan Homo Wajakensis. Homo Sapiens termasuk nenek moyang yang menurunkan ras-ras manusia sekarang ini.

C.     Kehidupan manusia prasejarah
Daerah daratan Sunda lebih banyak dihuni manusia daripada daratan Sahul. Pola kehidupan manusia pada masa plestosen adalah kegiatan yang berkaitan dengan mengumpulkan makanan dan berburu. Mereka menggunakan alat-alat sederhana yang dibuat dari batu, tulang dan tanduk.
Kondisi hewan pada masa plestosen tidak banyak berbeda dengan kehidpan manusia, yakni bahwa hidup hewan bergantung pada keadaan iklim dan tumbuh-tumbuhan. Tiap perubahan iklim dapat mengakibatkan berubahnya atau berpindahnya kelompok hewan. Di sapmping itu, adanya bencana alam juga menyebabkan proses berpindahnya hewan ke daerah lain.
Pada masa plestosen tingkat kehidupan manusia sangat bergantung pada alam dan kemampuan manusia dalam taraf berburu dan mengumpulkan bahan makanan dari hasil alam sekitarnya. Oleh karena itu lenyapnya berbagai jenis hewan disebabkan karena usaha perburuan yang dilakukan manusia. Migrasi hewan dan manusia dari dataran Asia ke kepulauan Indonesia dimungkinkan karena terbentuknya paparan Sunda di sebelah barat dan paparan Sahul di sebelah timur pada kala plestosen akhir dan plestosen sebagai akibat turunnya permukaan laut. Bagian barat yang mencakup Jawa, Sumatra dan Kalimantan bergabung dengan Asia. Sedangkan bagian timur yang mencakup Papua dan sekitarnya bergabung dengan Australia. Sebenarnya kehidupan manusia kala plestosien ini dapat di kualifikasikan menjadi dua macam yaitu :
a)      Kehidupan Sosialnya
Kehidupan ini terjadi apabila mnusia hidup dalam suatu masyarakat tertentu. Seperti kita ketahui bahwa manusia prasejarah baik pada jaman paling tua apalagi jaman yang lebih muda hidup dengan berkelompok-kelompok. Artinya sudah ada ikatan kemasyarakatan diantara mereka. Pada masa ini pastinya manusia mengalami masa kehidupan mengembara dan masa kehidupan menetap. Saat mengembara mereka terdiri dari kelompok-kelompok kecil yang hidup di gua-gua. Gua ini mempunyai multifungsi yaitu buat hunian, pusat kegiatan industri,dan tempat pengubura. Gua-gua yang mereka pilih terletak di daerah yang dekat dengan sumber makanan. Tempat perlindungan di bawah karang berbentuk gua, dan merupakan tempat perkampungan manusia pada masa praaksara yang hanya ditempati sementara waktu. Gua karang tempat perlindungan manusia praaksara dinamakan abris sous rouches. Di daerah tersebut ditemukan berbagai alat-alat dari batu, tulang, tanduk, dan kerang. abris sous rouches banyak ditemukan di Teluk Triton (Papua), Pulau Seram (Maluku), dan di gua Leang-Leang (Sulawesi Selatan).  

Di bawah Ini salah satu situs hunian tersebut adalah Song Tritis yang terletak di dusun Semampir, Desa Semugih, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunung Kidul
Songkeplek
Daerah tepi pantai tempat terdapatnya ikan dan tepi sungai (yang di pedalaman) mungkin sekali merupakan tempat yang ideal bagi mereka. Salah satu jenis makanan manusia pada masa praaksara adalah kerang. Kulit kerang tersebut banyak dibuang di tempat-tempat tertentu, yang disebut sebagai dapur sampah atau kjokkenmoddinger. Di dapur sampah tersebut berupa bukit kerang dan sering diketemukan bekas peralatan yang biasa dipergunakan manusia praaksara. Hal ini banyak dijumpai di Medan (Sumatera Utara) dan di Langsa (Aceh) dan juga di jombang (Jawa Timur) Tampak dalam kehidupanya mereka juga mempunyai pemimpin atau ketua kelompok. Mereka memimih seorang yang lebih tua untuk dijadikan pemimipin mereka. Adanya pembagian kerja diantar mereka tapi sukar untuk dibuktikan. Kaum pria tampaknya bertugas untuk mencari mkanan dan kaum wanita bertugas menjaga anak-anaknya. Dengan perkembangan yang cukup pesat dan jaman sudah mulai stabil, di sini peran pemimpin kelompokpun berubah menjadi sebagai pemimpin upacara-upacara. Seperti upacara pemakaman jenazah, perkawinan, penyembahan dan sebagainya.
b)      Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi masyarakat prasejarah dapat dibagi atas dua klasifikasi besar tapi penting yaitu tahap pengumpulan makanan (food gathering) dan tahap menghsilkan makanan (food producing). Pembagian ini memang bersivat umum tetapi kenyataanya yang dapat dilihat dari peninggalan masa prasejarah Indonesia mendukung pembagian tersebut. Kehidupan ekonomi pengumpulan makanan terjadi pada jaman batu tua dan jaman batu tengah. Masyarakat yang hidup pada kedua jaman ini mendapatkan makanan dari apa yang disediakan oleh alam. Tahap kehidupan ekonomi berupa mengumpulkan makanan dari alam memperlihatkan ketergantungan manusia yang mutlak terhadap alam. Selama alam yang ada disekitarnya masih menyediakan makanan ,mereka akan tetap tinggal di daerah tersebut. Dan sebaliknya apabila persediaan makanan sudah mulai menipis atau habis mereka akan pindah ketempat yang lainya, yang mana disitu terdapat bahan makanan baru untuk kesediaan hidup mereka. Pada jaman Batu muda da perubahan besar dalam kehidupan ekonomi mereka. Mereka sudah tidak lagisepenuhnya tergantung makanan yang disediakan oleh alam. Mereka mencoba untuk berinteraksi dengan alam. Mereka mengolah alam kehidupan yang semula mengumpulkan makanan sekarang berubah menjadi kehidupan menghasilkan makanan. Ini mmerupakan revolusi besar yang terjadi pada sejarah umat manusia.Cara pengolahan alam untuk menghasilkan makanan adalah dengan cara bercocok tanam dan berternak. Kehidupan-kehidupan ekonomi tersebut dapat diwariskan pada manusia sampai saat ini.


D.    Kehidupan Spiritual dan Kepercayaan
Pada masa ini, masyarakat telah mengenal tatacara penguburan, walaupun secara sederhana, mereka mulai menghormati orang yang meninggal di mana masa sebelumnya belum dikenal. Bukti adanya penguburan yang ditemukannya kerangka mayat dilingkungan bukit kerang pantai timur Sumatera Utara  temuan serupa juga ditemukan di Gua Lawa, Jawa Timur. Hal ini sudah membuktikan kegiatan religi pada masa itu. Selain itu kehidupan spiritual juga bisa dilihat dari seni lukis dinding gua berupa ditemukan serta dianalisis oleh Roder dan Galis. Dariseni lukis dinding gua berupa lukisan-lukisan cap tangan dikaitkan dengan simbol-simbol kekuatan pelindung untuk mencegah roh-roh jahat. Di Indonesia seni lukis dinding gua ditemukan terbesar dibeberapa gua Sulawesi Selatan, Kepulauan Maluku, Pulau Irian, dan Terakhir dipulau Kalimantan
Ini merupakan temuan-temuan yang ada di indonesia. cap kaki sangat jarang

Ini merupakan ukiran yang menggambarkan manusia yang hidup pada masa itu
garca pangkep-sulsel
Sedangkan ukiran diatas menggambarkan binatang buruanya yang hidup pada masa itu.
Bentuk kepercayaan yang demikian masih bersifat universal. Tampaknya konsep kepercayaan yang demikian memberikan semacam ketenangan kepada manusia dalam menghadapi tantangan alam yang buas dan ketidakpastian atau ketidaktauhan mengenai apa yang terjadi setelah manusia meningalkan kehidupanya di dunia ini. Pada masyarakat lain diketahui pula bahwa pemujaan terhadap kekuatan gaib berhubungan dengan tingkat kehidupan mereka. Kekuatan apa yang dipuja oleh manusia prasejarah pada masa itu sukar dikenal. Ketiadaan bukti-bukti tertulis mempersulit usaha pengenalan kembali. Mungkin nenek moyang yang dianggap berpengaruh kekuatan yang dipuja.
Pemujaan terhadap arwah nenek moyang ini pada masa batu muda dan pada masa batu besar menjadi lebih nyata. Adanya patumg-patung peninggalan masa batu muda yang dianggap sebagai lambang nenek moyang sebagai petunjuk kearah tersebut. Untuk nenek moyang laki-laki patungnya digambarkan dengan sikap membungkuk dan posisi kedua tangan tertangkap kedepan. Untuk arwah nenek moyang perempuan sendiri digambarkan dalam keadaan duduk dengan dada yang yang lebih terbuka. Pada masa batu besar pengetahuan kita mengenai kepercayaan terhadap benda-benda yang mereka buat seperti dolmen serta punden berundak-undak menunjukan bahwa pemujaan terhadap nenek moyang sudah ada dilanjutkan terus.          






















BAB III
PENUTUP
A.            Kesimpulan
Untuk mempelajari geohistori Indonesia pada masa plestoisen sebelumnya harus mempelajari waktu bagaimana terjadinya dunia sampai kini yangg terbagi atas empat jaman yaitu :
1)        Arkeikum, jaman yang tertua kira-kira 2500 juta tahun yang lalu.
2)        Palaeozoikum , jaman hidup tua kira 3400 juta tahun yang lalu.
3)        Mesozoikum, yang umurnya kurang lebih 140 juta tahun.
4)        Masa Nezoikum yaitu zaman hidup baru yang berlangsung kurang lebih 60 juta tahun yang lalu sampai kini.
Kemudian jaman Nezoikum tersebut dibagi dua yaitu jaman tertier dan quarter, jaman quarter tersebut dibagi dua lagi yaitu jaman pleistosen dan jaman helosen.
Pembagian periodisasi menurut J.A. Brown di bagi empat yaitu :
5)        Jaman manusia purba kala plestoisen Awal (3juta-1juta tahun SM)
6)        Jaman manusia purba kala plestoisen Tengah (1juta-200 ribu tahun SM)
7)        Jaman manusia purba kala plestoisen Akhir (200ribu-10ribu tahun SM)
8)        Jaman manusia purba kala Helosen (10ribu- 0 masehi)
Pada masa plestosen terjadi gerakan-gerakan permukaan bumi sehingga menimbulkan dataran-dataran baru dan juga tenggelamnya daratan yang dangkal. Sealin itu lapisan dibagian utara bumi mencair Dari hal tersebut mengakibatkan indonsia yang semula daratan dengan benua Asia terpisah. Dan bagian Barat menjadi paparan Sunda sedangkan di Timur menjadi paparan Sahul yang dipisahkan oleh Wallace.
Pada kala pleistosen tidak seterusnya keadaan Bumi kasar, kemudian di teruskan pada jaman Helosen dimana pada saat itu kehidupan manusia mulai nampak.
Kehidupan pada masa itu diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
Kehidupan Sosial merupakan pada saat itu manusia pra sejarah hidup secara berkelompok untuk mempertahankan hidupnya dan mereka juga mempunyai pemimpin kelomok untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan setiap harinya.
Kehidupan Ekonomi pada masa ini mulanya manusia pra sejarah masih tergantung dsengan kesediaan makanan pada alam, mereka menempati tempat-tempat yang mereka anggap masih menghasilkan makanan, tetapi dengan selang waktu yang cukup panjang manusia prasejarah sudah mengalamiperkembangan dengan baik, di mana mereka mampu menciptakan makanan sendiri dengan cara bercocok tanam dan berternak
Pada  Kehidupan Spiritual dan Kepercayaan
Pada awalnya mereka mengenal tatacara panguburan secara sederhana, Selain itu kehidupan spiritual juga bisa dilihat dari seni lukis dinding gua. Bentuk kepercayaan yang demikian masih bersifat universal. Pada masyarakat lain diketahui pula bahwa pemujaan terhadap kekuatan gaib berhubungan dengan tingkat kehidupan mereka. Pemujaan terhadap arwah nenek moyang ini pada masa batu muda dan pada masa batu besar menjadi lebih nyata. Kemudian pada masa batu besar pengetahuan kita mengenai kepercayaan terhadapbenda-benda yang mereka buat seperti dolmen serta punden berundak-undak, dan sebagainya.

























DAFTAR PUSTAKA


Blasius, Suprapta, 2004 Modul Prasejarah Indonesi, Malang : Jurusan Universitas Negeri Malang.
Soetjipto, 1995/1996 Sejarah Kebudayaan Indonesia, Malang : Jurusan Universitas Negeri Malang.
 Dr. R. Soekmono, 1973 Pengantar Sejarah Kebudayaan 1, Yogyakarta : Kanisius (Anggota IKAPI)
Supratiknyo, 1996/1997 Geohistori Indonesia, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Diroktorat Pendidikan Menengah Umum.